Kebumen News :
Home » » Bunuh Diri Jalan Haram Mengakhiri Frustasi

Bunuh Diri Jalan Haram Mengakhiri Frustasi

Written By mt@kebumen on Kamis, 07 Januari 2010 | 15.20

Kasus terjun bebas dari lokasi parkir lantai 4 di Solo Grand Mal (SGM) masih terus diselidiki aparat kepolisian. Namun korban diduga nekat mengakhiri hidupnya lantaran penyakit yang dideritanya tak kunjung sembuh…….Solopos, 04 Januari 2010 -

Peristiwa diatas adalah realita yang terjadi di masyarakat sekarang. Dan ini bukanlah yang pertama, sebelumnya telah berjejer kisah-kisah yang hampir sama walau motifnya berbeda. Di berbagai tempat, dengan pelaku dari anak kecil sampai dengan dewasa. Seorang anak yang malu belum bayar sekolah, Seorang usahawan sukses yang terlilit hutang, seorang yang malu karena gagal dalam jodoh sampai kepada seorang yang tidak kuat menanggung kemiskinan sehingga memilih jalan haram (baca:bunuh diri). Naudzubillah min dzalik..memang dunia ini makin tua, semakin pijakan keyakinan kita tidak kuat maka diri ini akan mudah tergerus dan terombang-ambing situasi jaman yang sangat dinamis. Didukung dengan semakin canggihnya syetan menggoda manusia untuk mengekor kepadanya menuju Neraka.

Sobat, Putus asa dari rahmat Allah Ta’ala termasuk dosa besar. Allah Ta’ala berfirman:

قَالَ وَمَنْ يَقْنَطُ مِنْ رَحْمَةِ رَبِّهِ إِلَّا الضَّالُّونَ

“Ibrahim berkata :’Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Rabbnya, kecuali orang-orang yang sesat.’”(Q.S. Al Hijr: 56)

Dan firman-Nya:

وَلَا تَيْأَسُوا مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِنَّهُ لَا يَيْأَسُ مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ

“Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah, sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum yang kafir.”(Q.S. Yusuf : 87)

قُلْ يعِبَادِيَ الَّذِيْنَ اَسْرَفُوْا عَلى اَنْفُسِهِمْ لاَ تَقْنَطُوْا مِنْ رَّحْمَةِ اللهِ، اِنَّ اللهَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعًا، اِنَّه هُوَ اْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Katakanlah, “Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. [QS. Az-Zumar : 53]

… وَ لاَ تَقْتُلُوْآ اَنْفُسَكُمْ، اِنَّ اللهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيْمًا

….. dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. [QS. An-Nisaa' : 29]

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَنْ تَرَدَّى مِنْ جَبَلٍ فَقَتَلَ نَفْسَهُ فَهُوَ فِى نَارِ جَهَنَّمَ يَتَرَدَّى فِيْهَا خَالِدًا مُخَلَّدًا فِيْهَا اَبَدًا، وَ مَنْ تَحَسَّى سُمًّا فَقَتَلَ نَفْسَهُ فَسُمُّهُ فِى يَدِهِ يَتَحَسَّاهُ فِى نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدًا مُخَلَّدًا فِيْهَا اَبَدًا، وَ مَنْ قَتَلَ نَفْسَهُ بِحَدِيْدَةٍ، فَحَدِيْدَتُهُ فِى يَدِهِ يَتَوَجَّأُ بِهَا فِى نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدًا مُخَلَّدًا فِيْهَا اَبَدًا. البخارى و مسلم و الترمذى و النسائى

Dari Abu Hurairah RA ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa menerjunkan diri dari gunung untuk bunuh diri, maka dia di neraka jahannam menerjunkan diri di dalamnya, kekal lagi dikekalkan di dalamnya selama-lamanya. Dan barangsiapa minum racun untuk bunuh diri, maka racunnya itu di tangannya dia meminumnya di neraka jahannam kekal lagi dikekalkan di dalamnya selama-lamanya. Dan barangsiapa bunuh diri dengan senjata tajam, maka senjata tajam itu di tangannya dia melukai dengannya di neraka jahannam, kekal lagi dikekalkan di dalamnya selama-lamanya”. [HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi, dan Nasai]

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: الَّذِى يَخْنُقُ نَفْسَهُ يَخْنُقُهَا فِى النَّارِ، وَ الَّذِى يَطْعُنُ نَفْسَهُ يَطْعُنُ نَفْسَهُ فِى النَّارِ، وَ الَّذِى يَقْتَحِمُ يَقْتَحِمُ فِى النَّارِ. البخارى

Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Orang yang bunuh diri dengan menggantung diri, dia akan menggantung diri di neraka. Orang yang menikam dirinya (dengan senjata tajam) maka dia akan menikam dirinya di neraka. Dan orang yang bunuh diri dengan menerjunkan diri dari tempat yang tinggi, maka dia akan menerjunkan diri di neraka”. [HR. Bukhari]

Maka berputus asa dari rahmat Allah dan merasa jauh dari rahmat-Nya merupakan dosa besar. Kewajiban seorang manusia adalah selalu berbaik sangka terhadap Rabb-nya. Jika dia meminta kepada Allah, maka dia selalu berprasangka baik bahwa Allah akan mengabulkan permintaannya. Jika dia beribadah sesuai dengan syariat, dia selalu optimis bahwa amalannya akan diterima, dan jika dia ditimpa suatu kesusahan dia tetap berprasangka baik bahwa Allah akan menghilangkan kesusahan tersebut.

Anda mesti pernah merasakan sakit kan, siapa sih yang tidak pernah sakit sepanjang hidupnya ? Hewan unta di gurun pasir aja yang terkenal tangguh mesti juga pernah sakit. Tingkat keparahan sakit kita bisa bervariasi, dari flu yang hanya beberapa hari, walaupun kadang flu bisa berlangsung beberapa pekan, sakit gigi, diare, maag, tifus, DB, cicunguknya, TBC hingga yang mungkin bisa dikategorikan parah dan butuh perawatan selama beberapa bulan, tahunan bahkan seolah tidak kunjung berakhir.

Saat sakit itu yang tidak boleh kita lupa adalah tentu saja berikhtiar mencari penyembuhan dengan cara yang terbaik dan dibenarkan agama, dan berdo’a kepada Allah ta’ala untuk mendapatkan kesembuhan. Dalam menghadapi sakit, ketika ikhtiar sudah kita lakukan dan do’a terus kita panjatkan, kita perlu menenangkan hati dengan bersabar menerima penyakit yang kita derita tersebut. Sakit adalah salah satu bentuk ujan yang Allah Swt untuk melihat tingkat kesabaran dan keimanan kita.

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: مَا اَنْزَلَ اللهُ دَاءً اِلاَّ اَنْزَلَ لَهُ شِفَاءً

Dari Abu Hurairah RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Tidaklah Allah menurunkan penyakit melainkan Dia menurunkan pula obatnya“. [HR. Bukhari juz 7, hal. 12]

Bagi yang tidak mengerti atau tahu tapi tidak sabar maka jalan mengikuti syetan akan ditempuh bahkan sampai bunuh diri sekalipun, na’udzubillahi mindzalik. Dalam sakit ada kafarat untuk penghapusan dosa, ini manakala kita menghadapi sakit yang menyambangi kita itu dengan kesabaran, mengembalikan semua urusan kepada Allah Swt, Zat Yang Maha Menyembuhkan.

Ingatlah bagaimana kisah nabi Ayub as yang diuji oleh Allah Swt dengan sakit yang cukup lama, bertahun-tahun, hingga bahkan isterinya tidak sabar untuk menunggui beliau. tetapi nabi Ayub terus bersabar dengan terus berikhtiar mengobati penyakitnya dan berdo’a untuk mendapatkan kesembuhan. Do’a minta kesembuhan seorang nabi Ayub as ternyata tidak serta merta dikabulkan Allah Swt, perlu waktu bertahun-tahun hingga kemudian Allah swt mengembalikan kesehatan nabi Ayub as, dan mengembalikan kebahagiaan keluarganya seperti semula. Sakit memang menjadi ujian kesabaran bagi seorang manusia mulia dan sabar yang bernama Ayub as.

Ujian kesabaran sering kali terkait dengan lama waktu ketika seseorang terkena penyakit atau tertimpa suatu musibah. Kita perlu menyadari bahwa penyakit perlu waktu penyembuhan yang bervariasi, dari yang hanya beberapa hari atau beberapa pekan, hingga ada yang perlu waktu beberapa bulan, bahkan beberapa tahun… karena itu yang terbaik bagi kita adalah bersabarlah, dan ketahuilah bahwa berlalunya waktu merupakan bagian dari proses penyembuhan. Kesembuhan yang sempurna kadang perlu waktu yang tidak sebentar.

عَنْ اُسَامَةَ بْنِ شُرَيْكٍ اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: تَدَاوَوْا فَاِنَّ اللهَ عَزَّ وَ جَلَّ لَمْ يَضَعْ دَاءً اِلاَّ وَضَعَ لَهُ دَوَاءً غَيْرَ دَاءٍ وَاحِدٍ: اَلْهَرَمُ

Dari Usamah bin Syuraik, bahwa Nabi SAW bersabda, “Berobatlah kalian, karena sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla tidak mengadakan penyakit kecuali mengadakan obatnya, kecuali satu penyakit (yang tak ada obatnya) yaitu umur tua”. [HR. Abu Dawud juz 4, hal. 3]

عَنْ جَابِرٍ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ ص اَنَّهُ قَالَ: لِكُلّ دَاءٍ دَوَاءٌ فَاِذَا اُصِيْبَ دَوَاءُ الدَّاءِ بَرَأَ بِاِذْنِ اللهِ عَزَّ وَ جَلَّ

Dari Jabir, dari Rasulullah SAW, beliau bersabda, “Setiap penyakit ada obatnya. Maka jika bertemu (cocok) obat itu dengan penyakitnya, sembuhlah orang yang sakit itu dengn idzin Allah ‘Azza wa Jalla”. [HR. Muslim juz 4, hal. 1729]

Terakhir, Sebenarnya tidak hanya masalah Sakit yang berpotensi menimbulkan rasa frustasi yang hebat (jika tidak sabar). Beberapa hal lain yang dapat menimbulkan efek frustasi yang berlebih ternyata tidak jauh dari kita. Seperti : Kekuasaan dan jabatan, Masalah Harta, Ketahanan dalam mencari Ilmu, Perihal jodoh dan Keluarga, Malu dengan kehinaan dan hal lainnya. InsyaAllah bisa dibahas ditulisan mendatang. Dakwahkan ilmu anda dengan tulisan, maka akan menjadi abadi walau anda telah tiada.

Referensi :

Brosur MTA

- Larangan Bunuh Diri

- Risalah Janaiz (1)

Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2011. mta online ( brosur ahad - jihad pagi ) majlis tafsir al quran - Kebumen
Template Modify by Creating Website Inspired Wordpress Hack
Proudly powered by Blogger