Kebumen News :
Home » » Melawan Arus Deras Materialisme & Atheisme

Melawan Arus Deras Materialisme & Atheisme

Written By mt@kebumen on Minggu, 31 Januari 2010 | 17.45

Segala puji bagi Allah, sholawat dan salam semoga tercurah untuk Rasulullah Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan seluruh pengikut beliau. Alhamdulillah, semoga Allah senantiasa menunjuki, mengampuni, melindungi dan merahmati kita semua.

Betapa Allah telah menunjuki kita bagaimana menghadapi kehidupan dunia yang semakin hari semakin bergeser menuju titik akhirnya (hari Qiyamat). Demikian pula Allah telah menunjukkan keagungannya dengan berbagai macam ragam kehidupan di muka bumi, dari kehidupan makhluq terkecil sejenis VIRUS, hingga binatang-binatang raksasa yang dinamakan manusia dengan nama DINOSAURUS.

Kemajemukan manusia yang begitu macam ragamnya, dari manusia yang penuh dengan keimanan kepada Allah (para Nabi dan RasulNya) hingga manusia-manusia yang anti bertuhan dan beragama (manusia Materialis Atheis). Yang pada hari ini para pengikut-pengikut keduanya telah berbaur bencampur aduk menyatu dalam kehidupan sehari-hari. Yang semuanya telah tertulis dalam Al-Qur’an pada kisah Dzulqarnain

Dzulqarnain berkata:”Ini (dinding) adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah datang janji Tuhanku. Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Tuhanku itu adalah benar”. (QS. 18:98)
Kami biarkan mereka di hari itu bercampur aduk antara satu dengan yang lain, kemudian ditiup lagi sangkakala, lalu Kami kumpulkan mereka itu semuanya. (QS. 18:99)

Semoga Allah senantiasa menunjuki dan melindungi kita ditengah-tengah arus deras manusia-manusia anti agama, yang terus menerus berbuat dengan perbuatan sesuka hawanafsu mereka dan cenderung melampaui batas dan dimurkai oleh Allah.

a. Melepas keyakinan beragama

Dunia materialis berpijak pada prinsip bahwa alam raya ada dengan sendirinya dan bersifat kekal, sehingga manusia hanyalah sebagai akibat adanya alam raya, hidup dan matinya tidak memiliki suatu tanggungjawab, sehingga manusia berhak menciptakan alur kehidupan yang dilakukan dengan membuat aturan-aturan yang disepakati diantara mereka, tanpa merujuk pada hukum-hukum Allah Tuhan semesta Alam, aturan yang universal yang telah ditetapkan oleh Allah atas umat manusia.

Umat beragama, umat Islam dibimbing oleh Allah dengan bimbingan para Nabi dan Rasul-Rasul-Nya, Bahwa Allah Dialah Tuhan pencipta semesta Alam, dzat pencipta segala sesuatu, Dia-lah Yang Kekal, tidak berawal dan tidak berakhir, yang Maha Agung, Maha Perkasa, Maha Bijaksana, Maha Tinggi, Maha Mulia, Maha Pengasih, Maha Penyayang, dialah yang mengenalkan kepada manusia 99 nama-nama terbaik (asma’ul husna). Dan keberadaan manusia adalah atas kehendak-Nya, dan hidup manusia bertanggungjawab kepada-Nya. Mereka yang ta’at akan hidup bahagia, sedang mereka yang durhaka akan hidup sengsara.

Manusia modern sering terpengaruh oleh kehidupan materialis. Bila seluruh norma-norma agama Islam telah ditinggalkan diabaikan dan biasa diabaikan maka manusia akan masuk kedalam jurang terdalam kehidupan materialis. Dunia tanpa mengenal Allah, dunia penuh dengan kesedihan yang kesusahan jiwa, namun dihibur dengan nikmatnya materi.

Berbagai gaya hidup materialis dapat direkam dan diolah, kemudian disiarkan kembali di tengah-tengah masyarakat luas, sehingga bagi orang-orang yang masih lemah dalam keimanan dan keyakinannya kepada Allah, akan menjadi pengikut setia tata cara hidup materialis. Hidup tanpa ta’at dan tunduk patuh kepada Allah. Hidup tanpa ketaatan kepada agama Allah, Al-Islam.

b.Indahnya beragama Islam.

Manusia yang patuh dengan peraturan-peraturan Allah akan merasakan ketenangan, ketenteraman dan kebahagiaan. Dan semuanya itu berpangkal pada jiwa manusia. Rasa terlindungi, dan terjaga membawa jiwa manusia kepada ketenangan, apalagi yang menjaga adalah dzat pencipta semesta alam.

Ibadah-ibadah yang dituntunkan akan menumbuhkan ketenteraman. Dan sudah menjadi pengalaman yang rutin, setiap kali kegundahan dan kegelisahan datang menyerang jiwa, maka dapat terobati dengan cara beribadah sesuai yang dituntunkan oleh-Nya lewat Rasulullah Muhammad SAW. sehingga membuat manusia semakin yakin akan kelemahan dirinya dan semakin yakin akan kasih sayang Allah kepadanya.

Ketika kepatuhan dan ketundukan dijalani dengan tekun maka berujung pada rasa bahagia. Kesuulitan dalam menahan diri dari segala kesenangan hawa nafsu yang terlarang dalam aturan-aturan Allah, akan membuahkan rasa senang dan bahagia yang tersakan dihati dengan nyata. Luka-luka di jiwa akibat perbuatan nista terobati dengan nikmat-nikmat jiwa setelah memperbanyak amal-amal kebaikan sesuai dengan tuntunan agama Islam.

Jaminan Allah telah Allah khabarkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, barangsiapa yang akhir kalamnya ketika sakaratul maut adalah kata-kata iman kapada Allah, la ilaha ilallah maka jaminan baginya surga, kehidupan bahagia setelah mati. Suatu kepasrahan dan penyaksian jiwa kepada kebesaran Allah Tuhan sang pemilik dan pencipta semesta Alam.

c. Ujian-ujian dunia yang menggelincirkan

Allah sudah mewanti-wanti pada umat manusia akan bahaya berbagai macam ujian dan godaan bagi umat manusia yang hidup di dunia. Dan sekaligus Allah telah menunjuki jalan-jalan kebahagiaan yang dapat dipelihara oleh tiap-tiap manusia

Dan sekali-kali bukanlah harta dan bukan (pula) anak-anak kamu yang mendekatkan kamu kepada Kami sedikitpun; tetapi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, merekalah itu yang memperoleh balasan yang berlipat ganda disebabkan apa yang telah mereka kerjakan; dan mereka aman sentosa di tempat-tempat yang tinggi (dalam surga). (QS. 34:37)

Manusia banyak yang telah terbelenggu dengan kehidupan materialis disebabkan karena amat cintanya kepada kehidupan dunia dan harta benda. Zaman semakin modern semakin pula pola hidup materialis menjadi pola hidup manusia modern. Namun Allah memberi jalan keluar dari kubangan pola hidup materialis itu dengan jalan keluar yang membahagiakan umat manusia

Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu); dan di sisi Allah-lah pahala yang besar. (QS. 64:15)
Maka bertaqwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah; dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu. Dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung. (QS. 64:16)
Jika kamu meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya Allah melipat gandakan (pembalasannya) kepadamu dan mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pembalas Jasa lagi Maha Penyantun. (QS. 64:17)

Seandainya umat manusia masih saja berpegang teguh pada prinsip-prinsip Islam yang sempurna, maka keindahan zaman modern bukan menjadi sebab malapetaka. Namun disebabkan manusia telah mengabaikan ilmu-ilmu Al-Qur’an dan As-Sunnah, maka manusia telah terseret kedalam arus kehidupan materialis yang berujung pada kesengsaraan dunia dan akherat. Manusia terjangkiti dengan kekacauan jiwa, sehingga semakin marak kejadian-kejadian pertikaian, dan perseteruan dan bahkan peperangan.

Mari kita gunakan seluruh potensi diri kita masing-masing untuk kita pinjamkan kepada Allah, untuk menegakkan kebenaran dari Allah dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga arus deras kehidupan materialis tidak akan lagi mempengaruhi kita. Bahkan dengan materi kita yang bertumpuk-tumpuk dapat kita kita tukarkan dengan keselamatan, ketenangan dan ketenteraman serta kebahagiaan di dunia dan di akherat. Semua milik Allah, dan semua kembali kepada Allah, keridhoan Allah-lah yang membawa kita selamat di sisiNya. Wallahu a’lam
sumber :mta-online.com
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2011. mta online ( brosur ahad - jihad pagi ) majlis tafsir al quran - Kebumen
Template Modify by Creating Website Inspired Wordpress Hack
Proudly powered by Blogger