Allah SWT pernah memberikan julukan para sahabat Rasulullah SAW sebagai umat yang terbaik yang dilahirkan untuk kepentingan manusia. Yang demikian itu karena mereka teguh dalam iman kepada Allah dan bersungguh-sungguh melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar.
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. [QS Ali Imran : 110].
Islam sebagai agama sangat berwibawa di mata agama-agama lain di dunia. Umat Islam sebagai pemeluknya sangat dihormati baik oleh kawan maupun lawan. Hak-hak individual maupun sosial di tengah masyarakat sangat dihargai. Namimah, ghibah, dan fitnah dapat diminimalisir. Gangguan keamanan, pencurian dan perampokan amat sangat jarang terdengar. Yang ada justru kehidupan yang digambarkan oleh Rasulullah SAW bagaikan satu bangunan yang saling menguatkan satu bagian dengan bagian yang lainnya.
Beliau menetapkan bahwa diantara sesama orang beriman itu haram darahnya, haram kehormatannya dan haram hartanya. Semua pelanggaran atas hukum yang telah ditetapkan akan dikenakan sangsi yang ditegakkan dengan adil. Orang yang membunuh akan diqishash kecuali ahli warisnya memaafkan. Remaja yang berzina akan dicambuk, sedang mukhshan/mukhshanat yang berzina akan dirajam. Orang yang mencuri dengan kriteria tertentu akan dipotong tangannya. Keadaan jauh berbeda dengan apa yang dialami umat Islam saat ini. Mereka tidak lagi memiliki kewibawaan, cenderung dilecehkan, dan dikalahkan dalam berbagai kompetisi melawan umat lain.
Ulama sepakat penyebabnya adalah karena mereka jauh dari Islam, jauh dari Al-Qur’an dan As-Sunnah. Islam tinggal namanya, Qur’an tinggal tulisannya, masjid-masjidnya ramai tetapi jauh dari hidayah Allah. Mereka tidak beriman dengan iman yang sebenarnya. Maka kualitas iman umat Islam tidak ubahnya seperti buih. Tidak yakin akan kehidupan akhirat, tidak percaya akan janji-janji Allah, sehingga tidak muncul keberanian untuk melakukan amar ma’ruf nahi munkar.
Akibatnya dari pelosok desa sampai pusat kota banyak terjadi tindak kriminalitas. Bahkan para penjahatpun semakin berani melaksanakan aksinya. Sampai-sampai ada sebuah bank di tengah kota dirampok oleh 16 orang perampok bersenjata api, seorang anggota brimob tewas dan dua orang security mengalami luka tembak. Na’udzubillah.
Saudaraku, hidup di dunia ini hanya sebentar, sedang akhiratlah yang kekal
يَا قَوْمِ إِنَّمَا هَذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَإِنَّ الآخِرَةَ هِيَ دَارُ الْقَرَارِ
Hai kaumku, Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan Sesungguhnya akhirat Itulah negeri yang kekal.[QS Al-Mu'min : 39].
Mari kita perkuat iman kita kepada Allah dan hari Akhir, karena Dialah penentu kebahagiaan hidup kita yang kekal di akhirat. Ketika Allah melalui rasul-Nya memerintahkan kepada kita untuk melakukan amar ma’ruf nahi munkar, maka mari kita sambut dengan senang hati. Kita laksanakan mulai dari diri kita sendiri, anggota keluarga, kerabat dekat, lalu melebar ke tengah masyarakat. Dalam satu hadist Rasululah SAW menilai amar ma’ruf nahi munkar sebagai satu bentuk sedekah.
Dalam hadist yang lain Rasululah SAW memerintahkan kita untuk mencegah kemunkaran dengan tangan. Jika tidak mampu, maka dengan lisan. Dan jika itu tidak mampu, maka dengan hati. Sedanngkan yang terakhir ini dikategorikan ke dalam iman yang paling lemah. Semoga Allah menganugerahkan kepada kita iman yang kuat dan keberanian untuk ber-amar ma’ruf nahi munkar, aamiin
sumber :mta-online.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar