Kebumen News :
Home » » Budaya Keluarga yang Harmonis, Tentram, dan Penuh Kasih Sayang

Budaya Keluarga yang Harmonis, Tentram, dan Penuh Kasih Sayang

Written By mt@kebumen on Sabtu, 16 April 2011 | 18.43

“Saya seorang istri. Usia pernikahan sudah tujuh tahun. Pada awal pernikahan kami sering bertengkar dan keadaan tersebut sudah berjalan selama lima tahun karena suami saya seolah tidak mempunyai greget untuk memimpin (menjadi leader) dalam rumah. Saya sering mengalah dan diam. Apakah yang demikian ini “sehat”? Dan bagaimana cara saya sebagai seorang istri untuk mengingatkan sholat Isya’ pada suami karena suami saya sering malas kalau sholat Isya’ ?”

Proses penyesuaian untuk membuat suatu budaya. Di sini bisa dikatakan ego suami sebagai imam tetapi bagi istri “imam yang tidak punya greget”. Memang ada type pemimpin yang leadershipnya seadanya saja, maka type seperti ini harus dimotivir terus menerus karena tujuan kita akan membentuk budaya. Apa yang harus dilakukan? Ajak untuk selalu berkomitmen, dimotivasi, disupport, dipush terus menerus. Terkadang ada type laki-laki yang selalu membutuhkan dorongan, istilahnya ‘pemimpin tapi ingin selalu dituntun’. Dituntun di sini maksudnya ingin selalu dikawal, maka istri harus hafal sekali dengan suami antara lain dalam inti dari penyesuaian diri tersebut (begitu pula sebaliknya) “bojoku iki piye to?” ‘suami / istri saya itu begaimana ya?’, jangan sampai terhadap pasangan sendiri tidak hafal tetapi pada pasangan orang lain hafal sekali. Kalau memang type suami tidak ada greget oleh sebab itu harus selalu di”cambuk” dengan kasih sayang/ manja, namun perlu diingat jangan sampai memaksa, mendekte, memerintah, karena itu semua adalah otoritas dari suami. Posisikan Anda supaya suami selalu merasa dibutuhkan. Butuh kiat-kiat tertentu untuk memotivir suami supaya menjadi imam yang betul-betul bisa tegak sebagai imam yang ideal.

Kenyataan dalam kehidupan, idaman dari sebuah rumah tangga itu ternyata tidak sesederhana seperti yang kita pikirkan.

Apa yang harus dilakukan untuk menciptakan suatu budaya keluarga sakinah mawadah warahmah?

Budaya akan mengalami banyak hambatan dikarenakan oleh apa saja?

  1. Faktor penyesuaian diri, karena membentuk suatu kebiasaan baru dan kemudian kebiasaan baru itu menjadi suatu sikap. Maka sikap-sikap yang lama menjadi penghambat. Ego, adalah komponen penyesuaian diri yang menjadi penghambat. Dari ego ini muncul karakter/ kepribadian merasa “mengapa saya yang harus mengalah pada suami?” (atau sebaliknya). Jadi, jika kita sudah berkomitmen maka kita harus mengikuti.
  2. Sikon (Situasi dan Kondisi). Contoh: istri yang bekerja untuk menghidupi keluarga (tulang punggung), terkadang ada sesuatu kondisi yang bisa menimbulkan sandungan-sandungan dalam berkeluarga
Artikel ini di coppy sepenuhnya dari www.mtafm.com
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2011. mta online ( brosur ahad - jihad pagi ) majlis tafsir al quran - Kebumen
Template Modify by Creating Website Inspired Wordpress Hack
Proudly powered by Blogger