Allah SWT memberitahu kepada kita tentang bahaya mabuk dunia, seberapa besar kemabukan kita kepada kehidupan dunia akan dapat diukur dengan firman Allah yang artinya
Sesungguhnya orang yang tidak mengharapkan (tidak percaya akan) pertemuan dengan Kami, dan merasa puas dengan kehidupan di dunia serta merasa tenteram dengan kehidupan itu dan orang-orang yang melalaikan ayat-ayat kami, (QS. 10:7)
mereka itu tempatnya ialah neraka, disebabkan apa yang selalu mereka kerjakan. (QS. 10:8)
Salah satu bahaya besar bagi orang-orang yang sedang mabuk dunia adalah kehilangan kesadaran untuk mempersiapkan dan menggapai kebahagiaan mereka di akherat. Mungkin saja ilmu agama sedikit mereka miliki namun kemauan dan kesadaran untuk berbuat hal-hal yang membawa kepada kebahagiaan kehidupan di akherat sangat-sangat minim bahkan tidak ada. Mereka lebih suka hidup bersenang-senang melampaoi batas dan ditipu oleh syaitan dan angan-angan kosong belaka.
Diantara tanda-tandanya adalah mereka sangat memandang rendah tentang pengamalan agama dan memandang rendah orang-orang beriman
Dan tinggalkanlah orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main main dan sendau gurau, dan mereka telah ditipu oleh kehidupan dunia. Peringatkanlah (mereka) dengan al-Qur’an itu agar masing-masing diri tidak dijerumuskan ke dalam neraka, karena perbuatannya sendiri. Tidak akan ada baginya pelindung dan tidak (pula) pemberi syafa’at selain daripada Allah. Dan jika ia menebus dengan segala macam tebusan-pun, niscaya tidak akan diterima itu daripadanya. Mereka itulah orang-orang yang dijerumuskan ke dalam neraka, disebabkan perbuatan mereka sendiri. Bagi mereka (disediakan) minuman dari air yang sedang mendidih dan azab yang pedih disebabkan kekafiran mereka dahulu. (QS. 6:70)
Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir, dan mereka memandang hina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang bertaqwa itu lebih mulia dari pada mereka di hari Kiamat. Dan Allah memberi rezki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas. (QS. 2:212)
(yaitu) orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main atau senda gurau, dan kehidupan dunia telah menipu mereka”. Maka pada hari itu (kiamat ini), Kami melupakan mereka sebagaimana mereka melupakan pertemuan mereka dengan hari ini, dan (sebagaimana) mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami. (QS. 7:51)
Dalam dinamika maju mundurnya peradaban manusia, naik turunnya kejayaan dan kemunduran bangsa-bangsa di muka bumi ini sangat dipengaruhi oleh tingkat kesadarannya dalam memegang teguh pengamalan agama yang benar, kesung-sungguhan mereka mentaati kepada Allah Tuhan pemilik segala sumber Kebenaran.
Bangsa-bangsa yang bersusah payah mendidik diri untuk mengikuti kedisiplinan dalam kebenaran maka secara perlahan mereka akan menjadi bangsa yang maju dan jaya, sebaliknya bangsa-bangsa yang sudah mulai menempuh jalan kelalaian, kelengahan dengan bersenang-senang memperturutkan hawa nafsu, secara perlahan tapi pasti mereka sedang menuju jalan turun menuju kemunduran dan kehancuran.
Bila berbagai pelanggaran kebenaran telah terjadi diantara mereka, maka mereka tidak lagi suka untuk saling tolong-menolong dan saling kuat menguatkan, atau saling mengasihi diantara mereka, namun yang terjadi adalah mereka malah akan saling memusuhi, saling mengutuk, saling mencaci, saling menjegal, saling menghambat, dan saling menghancurkan.
Banyaknya masalah hukum yang bertumpuk-tumpuk di negri kita, dan sekaligus munculnya berbagai penyimpangan yang oleh aparat-aparat penegak hukum tanpa diwarnai dengan rasa malu dan menyesal, merupakan sinyal merah, sinyal bahaya yang sudah mengkhawatirkan. Kita sudah memasuki fase bahaya.
Pendiri bangsa kita telah mewariskan sebuah simbul berdera yang sarat makna, yaitu bendera merah putih perlambang sebuah ungkapan berani karena benar. Orang memiliki keberanian karena membela kebenaran yang harus ditegakkan. Keberanian diatas kesucian, keberanian dengan berdasar akhlaq dan moral yang mulia. Namun yang muncul di hari ini banyak orang yang berani membela orang-orang yang salah. Dan berani melakukan kesalahan tanpa lagi mengingat balasan-balsan dosa yang akan diterima.
Wal hasil benarlah pepatah “ayam mati di lumbung padi”. Ketika manusia telah meninggalkan cakrawala kebahagiaan kehidupan akherat yang luas dan mulia maka manusia akan masuk kedalam kehinaan dan kehancuran.
Orang-orang yang selalu ingat kehidupan akherat dan berbuat dengan akhlaq-akhlaq mulia, akan menjadi manusia yang sadar dalam mengisi kehidupan dunia dengan kebaikan-kebaikan yang akan dibawanya ke akherat kelak.
Sebaliknya orang yang sedang mabuk dengan kehidupan dunia, dan terus memuja hawa nafsunya, telah menjadi mabuk dan lalai dengan segala apa yang diperbuatnya. Pebuatan jahat dan kelicikan yang terus menerus membuahkan dosa terus menerus dilakukan dan semakin hari semakin banyak membuahkan dosa-dosa yang menutupi hatinya dan menjadikan mereka menuju akherat tanpa bekal kebaikan, bahkan dengan memikul dosa yang bertimbun-timbun. Walaupun umur sudah tinggal sebentar namun tetap saja lupa dengan amal-amal kebaikan….Na’udzubillahi min dzalika…. Wallahu a’lam
0 komentar:
Posting Komentar