Kebumen News :

Berpikir untuk Tidak Mudah Kecewa

Written By mt@kebumen on Minggu, 29 Mei 2011 | 00.40

Saat ini sedang berjalan musim kelulusan dan mencari sekolah baru. Berbagai expresi meluap mulai dari expresi begitu gembira, sedih, sangat gembira, dan sangat sedih. Beberapa point yang perlu diperhatikan:


  1. Sekolah adalah wajib. Orang tua menjadi sangat stress pada saat mencarikan sekolah untuk anaknya yang rata-rata menginginkan untuk bisa bersekolah di sekolah favorite atau sekolah impian. Perasaan gagal dan seakan-akan dunia kiamat jika anak-anak mereka tidak bisa bersekolah di tempat tersebut. Nah perlu dicermati bahwa sekolah adalah wajib karena memang diadakan wajib belajar, tetapi perlu diingat bahwa bukan suatu jaminan kalau sekolah itu pasti akan menunjang kesuksesan seseorang.
  2. Jangan sampai anak menjadi korban kompensasi dari ambisi orang tua. Sebetulnya anak tidak perlu sekolah-sekolah terlalu favorite yang kompetisinya begitu tinggi sementara kemampuan anak hanya pas-pasan. Tetapi, ibu-ibu biasanya lebih senang berbicara seperti “wah anak saya diterima di sekolah X yang favorite” atau “anak saya diterima di sekolah X (notebene: sekolah yang rata-rata orang kaya semua)” yang menjadi suatu symbol, great, level dari label seseorang. Keadaan ini anak menjadi korban karena dimasukkan untuk menjadi label orang tuanya.
Apa yang membedakan orang yang success dan yang tidak success?

Ada satu pameo yang sangat menarik bahwa “hidup itu hanya mengikuti arus sungai yang mengalir”, padahal kalau kita melihat, apa sih yang ikut mengalir dengan air sungai? Ada kotoran, sampah, dll, apakah kita mau seperti itu?. Bila kita ingin mengikuti aliran sungai yang mengalir maka kita pilih sungainya, jangan memilih sungai yang kotor. Jika memang tidak ada sungai yang cocok untuk kita ikuti alirannya, kalau perlu kita membuat sungai sendiri atau melawan arus.

Orang yang pesimis biasanya selalu mempunyai jargon “hidup itu hanya sekedar mengikuti arus yang mengalir” yang menempatkan diri seakan-akan menjadi seonggok sampah dan kotoran terapung-apung mengikuti ke mana sungai membawa. Beda dengan orang yang optimis, mereka mempunyai jargon “saya punya hak pilih untuk mencari sungai yang saya ikuti alirannya” .

Kita diberi otak kanan oleh Allah SWT yang dipenuhi dengan imajinasi dan impian, contoh: tentang soal pernikahan kalau suka ya nikah (easy going dan action). Lain dengan otak kiri yang bersifat realistis, banyak hitungan, jika mau menikah harus berhitung terlebih dahulu. Otak kanan dan kiri, keduanya harus saling menunjang tapi tidak perlu dihitung sampai njlimet ‘rumit’. Orang-orang yang berhasil ternyata memang selalu menginspirasikan dirinya di otak kanan yang kemudian diikuti dengan D and A (Dream and Action). Hidup itu adalah kumpulan dari presepsi begitu pula dengan manusia. Bagaimana orang success memilih satu kata yang dikunci untuk mempresepsikan dirinya di mata public? Sama seperti kehidupan ini dan dalam berumah tangga, bagaimana supaya istri berhasil untuk memanage suaminya? Ingat bahwa kita(istri) memasarkan diri kepada suami (bukan menjual diri) maka kita harus mampu mencoba mengunci satu kata, contoh: mbak A “setia”, jadi image yang muncul kalau orang melihat sosok mbak A adalah mbak A yang penuh kesetiaan, begitu juga dengan suami mbak A sendiri juga melihat mbak A penuh dengan kesetiaan. Coba kita berpikir dengan otak kanan, bila mempunyai mimpi maka langsung action. Kalau kita mempunyai mimpi tapi terlalu banyak perhitungan nanti justru malah menjadi ragu-ragu dan akhirnya batal (tidak terealisasikan). Satu impian tujuh kali action atau satu impian 10 kali action, bukan kok 10 kali mimpi tapi actionnya hanya sekali saja. Alon-alon waton kelakon ‘pelan-pelan asal kesampaian’ dan mangan ra mangan anggerĂ© kumpul ‘makan tidak makan asal kumpul’, budaya ini sudah meninabobokkan kita sekian lama sehingga jarang muncul entrepreneur- entrepreneur.

Bagi ibu-ibu yang anaknya tidak diterima disekolahan yang favorite dan tidak sesuai dengan cita-cita, sekarang cobalah kita mulai berpikir “apa sih mimpi anak kita?” dan kita melatih “apa sih impian-impian kita?” atau impian terhadap suami kita? Lakukan saja, tentunya impian-impian yang positif. Setiap impian dan harapan itu 99% adalah sesuatu hal baik yang menunjukkan suatu peningkatan dan perbaikan.

Artikel ini di coppy sepenuhnya dari » www.mt@-online.com www.mt@fm.com

Metode Praktis Melembutkan Hati dengan Puasa

Segala puji hanya bagi Allah, shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan seluruh pengikut beliau, amien. Alhamdulillah Allah SWT telah memberi kepada kita umat Islam sebuah petunjuk yang sangat sempurna yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah yang didalamnya bertabur dengan mutiara-mutiara keajaiban, yang berkilau-kila dan menakjubkan. Yang dapat diambil oleh siapapun yang menginginkannya.

Kasus kekerasan di jaman ini telah bergerak merangkak sedikit demi sedikit dan terus menggerus budaya luhur bangsa timur yaitu budaya kelembutan hati yang merupakan budaya indah yang terserak di dunia timur. Sisa-sisa budaya yang demikian menyejukkan masih nampak ada didalam sikap dan perilaku serta tersimpan dalam hati generasi yang merasakan indahnya hidup berhati santun, namun generasi penerus nampak begitu susah mewarisi keindahan sikap yang begitu mulia dan indah.

Allah SWT telah menggambarkan berbagai macam penyebab, baik yang nampak maupun tersembunyi yang mengaibatkan manusia berhati kaku, kasar dan bahkan berhati batu, sebagaimana firman-firman Allah yang artinya

Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina (QS. 68:10)
yang banyak mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah, (QS. 68:11)
yang sangat enggan berbuat baik, yang melampaui batas lagi banyak dosa, (QS. 68:12)
yang kaku kasar, selain dari itu, yang terkenal kejahatannya, (QS. 68:13)
karena dia mempunyai (banyak) harta dan anak. (QS. 68:14)
Apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami, ia berkata:”(Ini adalah) dongeng-dongengan orang-orang dahulu kala”. (QS. 68:15) )

Diantara penyebab manusia menjadi manusia yang kaku dan kasar serta kejam dapat segera diketahui, yaitu manusia telah melazimi perbuatan dosa dan kejahatan, dan merasa puas dan bangga diri dengan segala apa yang dimiliki, baik berupa harta dan kekuatan. Untuk dibangga-banggakan dalam kehidupan di dunia tanpa mau mengenal kehidupan akherat. Dalam ayat yang lain Allah berfirman yang artinya

Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang rasulpun dan tidak (pula) seorang nabi, melainkan apabila ia mempunyai sesuatu keinginan, syaitanpun memasukkan godaan-godaan terhadap keinginan itu, Allah menghilangkan apa yang dimaksud oleh syaitan itu, dan Allah menguatkan ayat-ayat-Nya. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana, (QS. 22:52)
agar Dia menjadikan apa yang dimaksudkan oleh syaitan itu, sebagai cobaan bagi orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan yang kasar hatinya. Dan sesungguhnya orang-orang yang zalim itu, benar-benar dalam permusuhan yang sangat, (QS. 22:53)
dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, meyakini bahwasanya al-Qur’an itulah yang hak dari Tuhanmu lalu mereka beriman dan tunduk hati mereka kepadanya dan sesungguhnya Allah adalah Pemberi Petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus. (QS. 22:54) )

Allah menjelaskan bahwa hati-hati manusia yang masih menyenangi perbuatan dosa dan kejahatan sebagai hati yang kasar, hati yang penuh dengan gejolak permusuhan.

Orang-orang yang masih suka tenggelam dalam kelezatan perbuatan dosa dan kejahatan, maka akan berakibat didalam hatinya dipenuhi dengan bisikan-bisikan jahat, bisikan bisikan kotor dan bisikan-bisikan yang mengajak kepada permusuhan. Perbuatan dosa menjadikan syaitan dapat masuk dan menguasai hati manusia. Dan kemudian membisikkan kepada manusia tentang kegundahan, kekecewaan, ketidakpuasan, kejengkelan, dan bahkan menuju kepada permusuhan dan pertikaian.

Dalam firman-Nya yang lain Allah SWT berfirman yang artinya

(Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuk mereka, dan kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka merobah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diperingatkan dengannya, dan kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat kekhianatan dari mereka kecuali sedikit diantara mereka (yang tidak berkhianat), maka maafkanlah mereka dan biarkanlah mereka, sesungguhya Allah menyukai orang-orang berbuat baik. (QS. 5:13)

Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya (untuk) menerima agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya) Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang membatu hatinya untuk mengingat Allah.Mereka itu dalam kesesatan yang nyata. (QS. 39:22)

Kelembutan, ketenangan, kedamaian dan kebahagiaan hati adalah sesuatu nikmat Allah yang sangat tinggi dan mulia, namun nikmat-nikmat tersebut bisa tercabut dan rusak serta berubah menjadi siksa, baik siksa hati atau siksa phisik. Penyebab tercabutkan nikmat-nikmat hati adalah disebabkan oleh perbuatan durhaka dan perbuatan-perbuatan dosa yang terus menerus dilakukan.

Jaman kini, zaman informasi global, banyak sekali perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT telah disebar dengan bebas tanpa batas, sispapun yang tidak memahami kebenaran, pasti menyenangi dengan perbuatan-perbuatan dosa tersebut, karena memang perbuatan tersebut terpulas sebagai perbuatan yang menyenangkan dan enak untuk dinikmati, baik secara sembunyi-sembunyi atau terang-terangan.

Namun ketetapan Allah pasti berlaku, barang siapa berbuat dosa, baik secara sembunyi-sembunyi atau terang-terangan maka daki-daki dosa akan memenuhi hatinya, dan akan merubah hatinya yang lembut dan penyayang, ramah tamah berubah menjadi hati yang kaku, kasar dan penuh dengan kegelapan hati.

Puasa Jiwa dan Raga Menuju Kebahagiaan Yang Lebih Kekal
Umat Islam telah bertahun-tahun diajari oleh Allah SWT tentang puasa, apakah itu syari’at puasa wajib, misalnya puasa romadhon, atau puasa sunnah, seperti puasa senen kamis, puasa 3 hari di tiap tengah bulan qomariah, atau bahkan puasa Nabi Dawud.

Dalam mengajaran tentang puasa romadhon Rasulullah Muhammad SAW telah menyampaikan, banyak orang yang berpuasa namun tidak diperoleh taqwa, yang diperoleh hanya lapar dan haus. Untuk mendapat taqwa manusia perlu mempuasakan seluruh indranya, aqalnya dan hatinya dari segala kesengan-kesenangan yang dibujukkan syaitan. Dan kemudian diisi dengan tekun belajar dan menghayati Al-Qur’an dan As-Sunnah untuk diamalkan.

Zaman modern, zaman serba mewah, zaman tercukupi segala keinginan pemuasan hawa nafsu, zaman bebas untuk meraih segala apa saja yang disenangi hawa nafsu, dan semua tersedia. Sangat berbeda jauh dengan zaman Rasulullah SAW ketika sedang diutus ke bangsa arab yang masih dalam kondisi lemah dan miskin. Rasulullah SAW pernah bersabda yang artinya

bahwa kamu akan diperebutkan oleh bangsa-bangsa lain sebagaimana orang-orang yang berebut melahap isi mangkok (makanan). Para sahabat bertanya, “Apakah saat itu jumlah kami sedikit, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Tidak, bahkan saat itu jumlah kalian banyak sekali tetapi seperti buih air bah (tidak berguna) dan kalian ditimpa penyakit wahan. ” Mereka bertanya lagi, “Apa itu penyakit wahan, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Kecintaan yang sangat kepada dunia dan takut mati.” (HR. Abu Dawud)

Demi Allah, bukanlah kemelaratan yang aku takuti bila menimpa kalian, tetapi yang kutakuti adalah bila dilapangkannya dunia bagimu sebagaimana pernah dilapangkan (dimudahkan) bagi orang-orang yang sebelum kalian, lalu kalian saling berlomba sebagaimana mereka berlomba, lalu kalian dibinasakan olehnya sebagaimana mereka dibinasakan. (HR. Ahmad) )

Marilah kita melihat keutamaan Nabi Dawud As, Beliau adalah Nabi dan sekaligus Raja, tentu segala fasilitas dan kekuatan yang dimiliki dapat membuat beliau berbuat apa saja. Namun Nabi dawud adalah nabi yang terkenal dengan sehari puasa dan sehari berbuka, dan nabi yang dikenal dengan suara yang Indah, yang selalu melantunkan kitab suci Zabur.

Kelezatan firman-firman Allah yang dalam kitab Zabur yang selalu dilantunkan oleh nabi Dawud, selalu dapat memenuhi hati Nabi Dawud. Puasa dalam arti sesungguhnya, mempuasakan aqal, hati dan seluruh indra dari hal-hal yang membawa kepada kecintaan kepada dunia yang berlebihan perlu dijalankan oleh setiap pencari kebahagiaan hakiki. Sebagaimana firman Allah yang Artinya

Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan. (QS. 38:26)

Zaman Globalisasi, zaman pemanjaan seluruh kesenangan indra, aqal dan hati. Namun tetap saja bila seluruh kemanjaan itu dipuaskan dan dibebaskan manusia akan jatuh berkubang dosa, kesesatan, kesedihan dan kekacauan

Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. 12:53)

Sekali lagi, kelembutan jiwa dan hati yang dapat terungkap dalam kata-kata, perbuatan, sikap dan perilaku atau sering dikatakan sebagai KARAKTER MULIA, bukanlah sekedar hasil dari puasa jasmani saja, namun dia adalah hasil konkrit dari puasa jiwa dan raga, puasa lahir dan batin, puasa dari hal-hal yang disenangi nafsu, dan kemudian waktu-waktu hidup ini diisi dengan aktifitas-aktifitas yang diridhoi Allah SWT.

Berapakah waktu kita yang kita habiskan memanjakan diri dengan menatap tajam hiburan-hiburan MULTIMEDIA yang merusak iman di hati, berapakah waktu kita yang kita habiskan untuk mendengar dengan girang gemirang musik-musik dari MULTIMEDIA yang merusak iman di hati.

Berapa waktu kita yang kita habiskan untuk bersenang-senang, berpesta pora dan terus-menerus merencanakan untuk terus menerus berpesta pora ?????, berhati-hatilah kita masih hidup di dunia, kita belum hidup di Surga Allah di akherat !!!!, Bila kita tidak berhati-hati maka bisa saja akhir hayat kita tenggelam dalam kesenangan yang dimurkai Allah dan mati masuk kedalam naar (neraka) yang dipenuhi dengan kesusahan dan kesusahan yang panjang.

Mari kita biasakan mempuasakan jiwa dan raga kita untuk menggapai kebagiaan, keselamatan, kedamaian, kemuliaan di dunia dan di akherat, sebagai yang dijanjikan Allah dalan Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW. Diantara tanda-tandanya ialah bahwa mereka itu adalah orang-orang yang lembut hati, ramah tamah, pemaaf, penghiba, bertaqwa dan senantiasa menyejukkan suasana dimanapun mereka berada. …Wallahu a’la

Artikel ini di coppy sepenuhnya dari » www.mt@-online.com www.mt@fm.com

Menuju Peresmian MTA Perwakilan Purworejo

Written By mt@kebumen on Minggu, 22 Mei 2011 | 09.53

Solo (13/5/2011). MTA Binaan Perwakilan Purworejo memulai kajian pada tanggal 10 April 2009 (sehari setelah Pemilu). Kajian pertama bertempat di rumah Bapak Drs Ahmad Sunarto Jl. Mataram No.1 Kutoarjo diikuti sekitar 30 peserta. Kajian diisi Oleh Dr. Abdurrahman Suparno dari MTA Pusat. Seiring berjalannya waktu maka makin bertambah pesertanya sehingga rumah Bp Drs Ahmad Sunarto tidak muat untuk menampung peserta kajian sehingga pindah ke SD Kutoarjo I di belakang rumah Bp Drs Ahmad Sunarto. Kemudian mengingat banyaknya peserta kajian maka diputuskan untuk meminjam gedung pertemuan di Kutoarjo yaitu Gedung Cindelaras Jl. S. Parman No 17 Kutoarjo. Kajian tersebut diadakan setiap hari senin pukul 15.30 WIB dengan jumlah peserta 300 an lebih.

Perkembangan berikutnya, mulai Senin tanggal 18 April 2011, tempat berpindah ke Gedung Majlis Tafsir Al-Qur’an, Pangen Juru Tengah RT 2 RW 5 No 52 Purworejo. (Tepatnya adalah : dari Jalan Jogja melalui depan MAN, menuju arah barat, kira-kira 950 Meter ada pertigaan. Kemudian kekiri 100 meter atau dari depan Toko Hidayat ke arah selatan 950 Meter.

Berhubung banyak peserta yang berasal dari Pituruh maka pada tanggal 24 April 2010 dibuka Binaan MTA Cabang Pituruh yang diadakan di rumah Bp Suroso Margo Prayitno, SKM (Pak Margo). desa Prigelan RT 2 RW 03 Kec. Pituruh Kabupaten Purworejo, didakan setiap hari Sabtu pukul 15.30 dengan peserta 70 an lebih.

Artikel ini di coppy sepenuhnya dari mt@-online.com

Indahnya Islam walau dalam peperangan

Sudahlah sangat tepat bila orang mengatakan Islam itu Indah, dalam arti akhlaq orang Islam seharusnya indah sebagaimana dalam banyak riwayat dicontohkan oleh Rasul dan para sahabatnya. Bahkan dalam peperangan sekalipun Islam tetap mempunyai aturan yang sangat indah, sebagaimana riwayat berikut :

Dari Yahya bin Sa’id, bahwasanya Abu Bakar Ash-Shiddiq pernah mengirim pasukan ke negeri Syam, lalu beliau mengantarkan pasukan dengan berjalan kaki, sedangkan Yazid bin Abu Sufyan yang saat itu memimpin seperempat dari tentara tersebut naik kuda. Orang-orang berkata bahwa Yazid berkata kepada Abu Bakar, “Silahkan engkau yang naik, atau aku yang turun”. Abu Bakar berkata, “Engkau tidak boleh turun dan saya tidak akan naik. Saya mengharapkan dengan langkah-langkahku ini pahala di jalan Allah.” Kemudian Abu Bakar berkata kepadanya; “Sungguh kamu akan mendapati suatu kaum yang menganggap bahwa mereka itu menahan dirinya untuk Allah, maka biarkanlah mereka dengan keyaqinan mereka, bahwa mereka itu menahan dirinya untuk Allah. Kamu juga akan mendapati suatu kaum yang menggunduli bagian tengah kepala mereka, maka pukullah apa yang mereka cukur tersebut dengan pedang. Dan sungguh saya berpesan kepadamu dengan sepuluh perkara : 1. jangan sekali-kali kamu membunuh wanita, 2. anak-anak dan 3. orang yang sudah tua. 4. jangan menebang pohon yang sedang berbuah, 5. jangan merobohkan bangunan, 6. jangan menyembelih kambing dan 7. Jangan pula unta kecuali untuk dimakan, 8. jangan membakar (sarang) lebah dan mencerai-beraikannya. 9. janganlah khianat, dan 10. Jangan menjadi seorang yang penakut”. [HR. Maalik dalam Al-Muwaththa’ juz 2, hal. 447, no 10]

Artikel ini di coppy sepenuhnya dari mt@fm.com

Beda Boleh,Putus Silaturahmi Jangan”

Written By mt@kebumen on Rabu, 11 Mei 2011 | 08.24

Rubrik Opini harian ini edisi 5 April 2011 memuat tulisan Said Agil Siradj, Ketua Umum Pengurus Besar NU, berjudul Menyikapi Kegarangan Puritanisme. Artikel tersebut ternyata berisi “fitnah” terhadap Majlis Tafsir AlQur’an (MTA). Oleh karena itu, MTA perlu menanggapi karena tulisan tersebut dapat mencitrakan MTA secara keliru.

Majlis Tafsir Al-Qur’an Surakarta adalah lembaga dakwah Islamiyah, didirikan oleh Ustad Abdullah Thufail Saputra (1927-1992) pada 19 September 1972. Ustad Abdullah Thufail adalah murid ulama dari Yaman. Dimasanya, beliau adalah mubalig terkenal di Solo dan sekitarnya. Pada saat menghadapai terror dari sisa-sisa G30S/PKI pada 1966, beliau terpilih menjadi ketua KKPI (Koordinasi Kesatuan Pemuda Islam) yang dibentuk oleh tujuh ormas pemuda Islam Surakarta waktu itu.

Meninggalkan Bid’ah

Tekanan pada pengamalan Al Qur’an dan As-Sunnah menjadikan siswa/peserta MTA meninggalkan amal-amal yang tidak ada dasarnya dalam Al Qur’an maupun As-Sunnah. Walaupun ada hadistnya, apabila hadist tersebut daif, amal itu ditinggalkan. Misalnya, membaca Yassin pada malam jum’at karena ternyata semua hadist yang menjadai dasar adalah daif. Tahlilan yang dilakukan pada saat orang meninggal dan peringatan hari kematian juga begitu. Banyak amal lain yang oleh gerakan kembali ke Al Qur’an dan As-Sunnah dipandang sebagai “laisa minal islam, takhayul, bid’ah dan khurafat” ditinggalkan.

Gerakan kembali ke Al Qur’an dan As-sunnah yang meninggalkan amal-amal “laisa minal islam, takhayul, bid’ah dan khurafat” bukan gerakan yang baru. Muhammadiyah yang didirikan oleh KH.Ahmad Dahlan, Persis yang didirikan oleh KH. A.Hasan dan Al Irsyad yang ditokohi oleh KH Ahmad Syurkati adalah gerakan-gerakan kembali kepada Al Qur’an dan as-sunnah.

Salah satau prinsip Ustad Abdullah Thufail sewaktu mengajar di MTA adalah “Kita boleh berbeda pendapat, tetapi jangan putus silaturahmi”. Jadi alih-alih mencegah jamaah yang akan pergi tahlilan atau yasinan, alih-alih bersikap garang kepada umat Islam yang lain, justru siswa/peserta MTA di mana-mana dihadang, dicegat, diboikot, diusir dari masjid tempat mengaji, dan dipukuli. Hampir tiap binaan MTA dan cabang atau Perwakilan MTA yang abru mengalami serangan semacam itu sejak zaman Ustad Abdullah Thufail hingga zaman Ustad Sukina kini.

Serangan yang paling dahsyat sehingga Kapolda Jateng harus turun tangan terjadi di Blora pada 2003. Karena meninggalkan tradisi yang tidak ada tuntunannya dari Rasul, warga binaan MTA di desa Bangkerep, kecamatan Kunduran, Blora diusir dari masjid dan kampungnya. Mereka ditampung di MTA Pusat di Solo selama dua setengah tahun. Pada 14 September 2003, mereka (berjumlah 58 orang termasuk anak-anak yang lahir di penampungan) diantar pulang oleh pengurus MTA Pusat. Tetapi begitu rombongan masuk desa Bangkerep, orang-orang sekampung keluar mengeroyok. Mobil dilempari batu, ketua binaan MTA dipukuli dan kepala salah seorang siswa binaan dibacok. Rombongan pun kembali ke Solo.

Serangan kepada warga binaan MTA yang masih tinggal di desa Bangkerep semakin keras. Mereka tidak boleh mengambil air dari sumur tetangga, jalan menuju sawah warga MTA dipagari, tanaman jagung dibabati. Ketika Kepolisian berusaha mendamaikanorang-orang kampong hanya menerima siswa/peserta MTA kembali ke desa Bangkerep apabila siswa/peserta MTA kembali mengamalkan tradisi. Tentu saja syarat itu ditolak.

Yang terjadi di Purworejo (seperti yang ditulis Said Agil Siradj di artikelnya) pun bukan warga binaan MTA yang menghadang jamaah yang hendak melakukan tahlilan dan yasinan dengan menyebut-nyebut amalan tersebut sebagai syirik tetapi justru warga binaan MTA yang mendapat intimidasi. Kami telah mengecek hal tersebut ke pengurus pengajian Binaan MTA di Purworejo. Justru salah seorang pengurus binaan MTA diintimidasi dan seorang ibu diancam akan dibakar rumahnya apabila tetap mengaji di MTA. Menyerang, mengintimidasi atau memaksa orang lain bukan khitah MTA. Justru warga MTA akan ngalah apabila diserang dan berusaha mencari penyelesaian hukum. Itu sudah menjadi standard operating procedure di MTA dalam menghadapi gesekan dengan mayarakat atau ummat Islam yang lain.

Pengajian MTA tertib, siswa/peserta tercatat, sehingga apa yang terjadi dan dilakukan oleh siswa/peserta MTA dapat dicek. Maka, tuduhan bahwa warga binaan MTA di Purworejo mencegah jamaah pengajian yang hendak melakukan tahllilan dan yasinan itu mnjadi fitnah yang mas’ul di hadapan Allah.

Memang dalam pengajian pada setiap Ahad pagi, yang oleh Radio MTA diberi nama Jihad Pagi, maksudnya “Pengajian Ahad Pagi”. Ustad Sukina menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar tahlilan dan yasinan dengan jawaban bahwa itu tidak ada tuntunannya. Tetapi, bahwa kemudian hal tersebut ditafsirkan sebagai provokatif atau pelecehan sangat berlebihan.

Islam yang Berkebangsaan

MTA menghargai dan menghormati metoda dakwah yang ditempuh oelh para perintis masuknya Islam ke Nusantara, seperti mengubah tradisi local secara perlahan-lahan. Itu adalah ijtihad para perintis tersebut dalam menghadapi agama dan kepercayaan yang sudah berurat akar di masyarakat waktu itu. Tetapi, kini metode dakwah semacam itu harus dipahami sebaga dakwah yang belum selesai. Umat Islam sekarang harus melanjutkan dakwah menuju Islam yang kafah. Kepercayaan kepada takhayul dan kurafat yang masih tersisa dibersihkan.

Citra MTA sebagai gerakan yang eksklusif dan egois juga citra yang yang jauh panggang dari api. Sebagaimana sudah diterangkan bahwa salah satu prinsip MTA adalah “Boleh Berbeda Pendapat Tetapi Jangan Putus Silaturahmi” MTA bekerjasama dengan siapapun. Kantor MTA di jalan Ranggawarsita, Solo sangat sering digunakan pertemuan Umat Islam dibawah paying MUI Kota Solo. Berbagai tokoh dari berbagai organisasi dan faham sering mengisi pengajian Ahad pagi. Memang kebanyakan mereka adalah tokoh-tokoh dari kalangan reformis/modernis, seperti Pak Amin Rais, Pak Din Syamsuddin, Pak Amidan, Pak Kholil Ridwan dan para pejabat sipil atau militer. Yang terakhir mengisi di pengajian Ahad pagi MTA adalah Dr. Muhammad Syafei Antonio.

Memang belum ada tokoh NU yang mengisi pengajian Jihad Pagi, kecuali KH Drs Zainuddin MZ yang pernah sekali datang, meski bukan atas nama pengurus NU. Oleh karena itu, melalui tulisan ini kami mengundang Said Aqiel Siradj untuk mengisi pengajian Ahad Pagi yang dihadiri lebih dari enam ribu peserta dan disiarkan melalui radio dan internet secara online.

Oleh YOYOK MUGIYATNO
Sekretaris Umum Majlis Tafsir Al Qur’an Surakarta.
Dimuat di OPINI Koran Jawa Pos (14-04-2011), sebagai jawaban atas OPINI berjudul “Menyikapi Kegarangan Puritanisme” oleh SAID AQIEL SIRADJ di Jawa Pos (05-04-2011)

Artikel ini di coppy sepenuhnya dari MTA-ONLINE.COM

MTA Perwakilan Kebumen

    • Kajian Majlis Tafsir Al Qur 'an
      perwakilan kebumen
    • Diselenggarakan :
      setiap hari selasa
      jam 16.00 s/d 17.30 wib
    • Kantor Pusat :
      Perum Mega Biru 2, Blok T No.3,
      Bumirejo Rt:3 /6, Kebumen.
    • Telp : 0287 3871159 / 08122783585

MTA Cabang Gombong

    • Kajian Majlis Tafsir Al Qur 'an
      Cabang Gombong
    • Diselenggarakan :
      setiap hari rabo
      jam 16.00 s/d 17.30 wib
    • Alamat : Bp. Tarno
      Selokerto Rt : 04 / Rw :02, Sempor,
      sebelah utara balai desa Selokerto
    • Telp : 081 5 69 79 1 78
 
Copyright © 2011. mta online ( brosur ahad - jihad pagi ) majlis tafsir al quran - Kebumen
Template Modify by Creating Website Inspired Wordpress Hack
Proudly powered by Blogger